" Lihat AKU telah melukiskan engkau di telapak tanganKU; tembok-tembokmu tetap di ruang mataKU "(YESAYA 49:16)
Showing posts with label FTS. Show all posts
Showing posts with label FTS. Show all posts
Friday, October 25, 2013
KETIKA KEHENDAK-MU JADI
Ini malam kedua aku menemanimu, kau masih
tetap sama tanpa perubahan yang berarti. Matamu masih tertutup, nafasmu
masih terdengar begitu berat dan selang-selang kecil masih menempel di
tubuhmu.
Sambil menggemgam
tanganmu, berkali-kali aku mengajakmu berdoa. Aku tau meski matamu
tertutup telingamu masih awas mendengarku. Dalam diammu aku melihat
sesekali air matamu mengalir , aku tak tau apa yang membuatmu menangis,
apa kau sedih melihatku atau kau sedih mendengar doaku ? Aku tidak
meminta apapun pada-NYA, aku hanya meminta-NYA untuk memberikan
keajaiban padamu agar kau bisa membuka mata dan pulang bersamaku. Hanya
itu, hanya itu yang ku minta dari-NYA.
Tapi entah kali ini,
ketika aku menggemgam tanganmu lagi, hatiku begitu hancur. Aku tak tega
melihatmu. Andai aku bisa menggantikanmu, ingin rasanya aku yang
terbaring di situ. Aku memohon lagi pada-NYA atau lebih tepatnya
memaksa-NYA, bukankah jika DIA mau DIA bisa melalukan apapun termasuk
menyembuhkanmu ? Kuncinya hanya ada pada-NYA. Aku akan terus
memaksa-NYA.
Tapi saat ini aku tak ingin memaksa-NYA . Bukan
!...bukan karena aku lelah tapi aku sadar DIA yang memegang kendali
atas semuanya. Sejujurnya terlalu berat bagiku untuk mengatakan ini
pada-NYA. Aku faham akan konsekuensi yang kukatakan.Namun, dari mulutku
akhirnya kata-kata ini mengalir juga. Dengan air mata berlinang aku
berkata pada-NYA “ Kehendak-MU yang jadi “.
Beberapa saat
berlalu aku merasa ada kehangatan yang membanjiri hatiku dan aku melihat
ada senyum yang tersungging di wajahmu meskipun matamu masih terpejam
tapi itu masih lebih baik. Aku pikir ini pasti pertanda baik. Mungkin
memang, DIA tak ingin di paksa.
Nafasmu semakin teratur dan kau
tampak tenang di tidurmu, aku sangat lega melihatmu. Tak
berhenti-hentinya aku bersyukur pada-NYA. DIA mendengarku, ya DIA
mendengarku tatkala ku berserah pada kehendak-NYA.
Namun semua
kendali ada di tangan-NYA. Pukul 23.55 WIB di ruang ICU RSU Doris
Sylvanus P.Raya kau pun membuka matamu dan tersenyum menatapku dan
kemudian pergi bersama-NYA.
" Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang di kasihi-NYA " (MAZMUR 116:15)
Saturday, March 9, 2013
PELANGI PINJAMAN
Aku berdiri memandang langit yang suram.
Kurasakan tamparan angin, keras menenerpa wajahku dari jendela kamar
yang sengaja kubuka. Tak ada kerlip bintang malam ini, dan rembulan
yang biasanya cemerlang kini ikut menghilang.
Seakan mereka sengaja untuk menghindari aku .Bulir-bulir ini terus
mengalir, meski berkali-kali aku menyekanya. Kenapa harus berakhir
seperti ini ? Di saat mendung itu baru berlalu. Di saat pelangi itu baru
saja berseri. Aku pikir kau beda ? Ternyata kau sama saja.
“ Aku gak bisa, La . Aku bosan dengan hubungan kuno seperti ini. Apa sich salahnya ? Semua orang melakukannya juga!”.
Kau pun pergi meninggalkan aku, tanpa menghiraukan jeritku memanggilmu. Aku memang mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku memang takut kehilanganmu. Aku tahu hari-hariku pasti akan sepi tanpamu, tanpa sms dan telponmu.
Langit ini semakin suram, gerimis yang sedari tadi turun, kini menjadi hujan deras yang di sertai halilintar. Aku hampir membeku, dan dengan terpaksa menutup jendela kamar ini dan menghempaskan tubuh lelahku di kasur empukku. Aku menutup wajahku dengan bantal dan berusaha memejamkan mata, tapi bayangan wajahmu, kembali menari-nari di mataku.
“ Aku butuh bukti, La !”. Lagi-lagi kau mengatakan itu. Kenapa kau selalu meminta bukti dariku ? Kenapa kau tak pernah percaya, jika aku sangat mencintaimu ? Aku memang tak bisa memberikan bukti itu padamu. Bukan karena aku tidak mencintaimu, bukan pula karena aku sok suci. Tapi karena aku sadar bukti yang kau minta itu salah dan itu sangat menyesatkan. Aku tak mungkin menyakiti hati-NYA.
Ya, kau memang berhasil. Kau memang berhasil mengangkat mendung itu dari hatiku dan memberikan pelangi bagiku. Tapi, hanya sesaat, hanya sesaat. Lalu kemudian kau tinggalkan mendung yang lebih pekat lagi untukku, lebih pekat dari sebelumnya. Ternyata, kau hanya meminjamkan pelangi itu untukku. ketika aku makin terbuai, lalu kau merampasnya dariku.
Aku menghapus bulir-bulir di mataku dan meraih MP3-ku. Suara Frangky Sihombing mengalun merdu di telingaku, membuatku makin tenggelam dalam syair lagu itu.
"...Saat yang lainnya begitu mudah sirna...
... kasih-MU, ya TUHAN tetap bertahan...
... ENGKAUlah alasan hatiku percaya...
... kasih masih ada dalam dunia .”
Inilah yang terbaik. Terbaik, bagi kau dan aku, hubungan kita berakhir disini. Kuakui, ini sangat berat buatku.Tapi, aku tetap percaya DIA masih pegang kendali atas semuanya dan semuanya indah pada waktu-NYA. Dan bila waktunya tiba, DIA pasti memberikan aku pelangi, pelangi yang sangat indah yang DIA berikan untukku selamanya. Walaupun saat ini aku sedang menangis, tapi aku tahu ini bukanlah air mata kekalahan melainkan air mata kemenangan. Dan DIA disana pasti tersenyum bangga padaku.
“ Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-MU “ (MAZMUR 119:9)
(P.RAYA, 08-03-2013)
“ Aku gak bisa, La . Aku bosan dengan hubungan kuno seperti ini. Apa sich salahnya ? Semua orang melakukannya juga!”.
Kau pun pergi meninggalkan aku, tanpa menghiraukan jeritku memanggilmu. Aku memang mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku memang takut kehilanganmu. Aku tahu hari-hariku pasti akan sepi tanpamu, tanpa sms dan telponmu.
Langit ini semakin suram, gerimis yang sedari tadi turun, kini menjadi hujan deras yang di sertai halilintar. Aku hampir membeku, dan dengan terpaksa menutup jendela kamar ini dan menghempaskan tubuh lelahku di kasur empukku. Aku menutup wajahku dengan bantal dan berusaha memejamkan mata, tapi bayangan wajahmu, kembali menari-nari di mataku.
“ Aku butuh bukti, La !”. Lagi-lagi kau mengatakan itu. Kenapa kau selalu meminta bukti dariku ? Kenapa kau tak pernah percaya, jika aku sangat mencintaimu ? Aku memang tak bisa memberikan bukti itu padamu. Bukan karena aku tidak mencintaimu, bukan pula karena aku sok suci. Tapi karena aku sadar bukti yang kau minta itu salah dan itu sangat menyesatkan. Aku tak mungkin menyakiti hati-NYA.
Ya, kau memang berhasil. Kau memang berhasil mengangkat mendung itu dari hatiku dan memberikan pelangi bagiku. Tapi, hanya sesaat, hanya sesaat. Lalu kemudian kau tinggalkan mendung yang lebih pekat lagi untukku, lebih pekat dari sebelumnya. Ternyata, kau hanya meminjamkan pelangi itu untukku. ketika aku makin terbuai, lalu kau merampasnya dariku.
Aku menghapus bulir-bulir di mataku dan meraih MP3-ku. Suara Frangky Sihombing mengalun merdu di telingaku, membuatku makin tenggelam dalam syair lagu itu.
"...Saat yang lainnya begitu mudah sirna...
... kasih-MU, ya TUHAN tetap bertahan...
... ENGKAUlah alasan hatiku percaya...
... kasih masih ada dalam dunia .”
Inilah yang terbaik. Terbaik, bagi kau dan aku, hubungan kita berakhir disini. Kuakui, ini sangat berat buatku.Tapi, aku tetap percaya DIA masih pegang kendali atas semuanya dan semuanya indah pada waktu-NYA. Dan bila waktunya tiba, DIA pasti memberikan aku pelangi, pelangi yang sangat indah yang DIA berikan untukku selamanya. Walaupun saat ini aku sedang menangis, tapi aku tahu ini bukanlah air mata kekalahan melainkan air mata kemenangan. Dan DIA disana pasti tersenyum bangga padaku.
“ Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-MU “ (MAZMUR 119:9)
(P.RAYA, 08-03-2013)
Subscribe to:
Posts (Atom)